Jumat, 18 Desember 2015

Love Cells Sequel (part 1) / FF INFINITE

title : Love Cells sequel (Part 1)
cast : Kim Myungsoo / Byul, Shin Ahneul, Kim Munsoo, Nebi / Kim Ririn
Genre : romance, lil bit comedy, fantasy
Rated : G
Author : Kim Ara

(Author POV)

Meskipun Byul atau sekarang bernama Myungsoo sudah mengutarakan perasaannya pada Ahneul, tapi jangan berpikir mereka akan menghilangkan ego masing-masing. Perdebatan bahkan pertengkaran tak pernah terelakkan setiap hari. Ada saja yang menjadi bahan perdebatan mereka. Entah sampai kapan ini akan berakhir, bahkan sampai hari ini pun belum berakhir.

Brakkk...braaakk...braakk *gedor pintu*

"Hyaaaa....Shin Ahneul, cepat buka pintunya... kau tega sekali membiarkanku tidur diluar dicuaca sedingin ini... Hyaaaa, Shin Ahneul" pekik Myungsoo sambil terus menggedor pintu kamar Ahneul.

"Hyaaa... dasar kucing mesum, apa kau gila, kau ini seorang namja, jadi kau tidur di luar!" balas Ahneul dengan pekikan juga dari balik pintu.

"Aiisshhhh.... pantas saja selama ini tidak ada yang menyukaimu, kau ini betina terkejam yang pernah ada... Hyaaaa, kau harusnya berterimakasih karena aku menyelamatkanmu... cepat buka pintunya!" Myungsoo terus menggedor pintu kamar Ahneul. "Lagian aku tidak mungkin menyentuhmu, jangan berpikir senonoh dasar betina mesum" lanjut Myungsoo.

5 detik

10 detik

20 detik

Tak ada jawaban dari Ahneul.

"Ahneul-ah... gwaencanhayo? ma-maaf kalau kata-kataku terlalu menyakitkan... hyaaaaa, jawab aku!" Myungsoo tidak lagi menggedor pintu kamar Ahneul, dia merendahkan nada suaranya begitu menyadari tak ada jawaban dari lawan debatnya itu.

cekleeekkkk....

Ahneul keluar dari kamarnya dengan tatapan sendu, sepertinya dia tengah menahan air mata yang sudah terkumpul di pelupuk mata.

"Kalau kau hanya terpaksa mengatakan menyukaiku, lebih baik aku benar-benar kehilangan sel cintaku.... minggir!" Ahneul sedikit mendorong tubuh Myungsoo agar menyingkir dari hahadapannya. "Kau tidur di dalam" ucap Ahneul tanpa menatap myungsoo dan terus berjalan menuju sofa.

"Hyaaa...hyaaa.... Shin Ahneul, bukan itu maksudku, ma-maaf a-aku menyinggung perasaanmu.... aku....aku....aku ingin tidur disampingmu" Myungsoo menundukkan wajahnya tak mampu melihat ke arah Ahneul, dia sudah memperkirakan bagaimana reaksi Ahneul sekarang.

Braakkkkk.....

"Hyaaaaaa.... kau iniii...benar-benar... dasar kucing mesum. Aigooo... jangan-jangan kau ingin bertindak macam-macam padaku" Ahneul menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menunjukkan tatapan penuh selidik.

"Hyaa-Hyaaaa...bukan itu maksudku, aku hanya.... hanya... ingin tidur disampingmu dan... dan kau memegangi kepalaku, sama seperti ketika aku masih jadi kucingmu, aku merindukan saat itu" Myungsoo semakin menundukkan kepalanya menahan rasa malu, tangannya menggaruk-garuk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"Mwoyaaa? Byul? Ahhh...maksudku Kim Myungsoo, kau... kau ternyata?" Ahneul menahan tawanya disela ucapannya. "Baiklaah..." Ahneul menahan tawanya yang hampir keluar dari bibirnya sambil berkacak pinggang karena merasa dirinya sosok yang menang banyak saat ini.

Ya pada dasarnya Myungsoo tetaplah dulunya seekor kucing yang paling suka dimanja, meskipun dia terus bersikap dingin dan cuek untuk menutupinya.
.
.
Pagi mulai menjelang, cahaya mentari mulai menyibak disela-sela gorden kamar di sebuah rumah atap sederhana. Gadis yang baru saja selamat dari kematian sel cintanya masih meringkuk di kasur bersama dengan orang yang menyelamatkan sel cintanya. Ya perlu digaris bawahi, dia tidur disamping orang itu dengan posisi berhadapan. Byul atau sekarang yang beridentitas Kim Myungsoo adalah orang yang berada disampingnya.

Perlahan-lahan mata bulat gadis itu mengerjap berusaha memperjelas pandangannya dengan sempurna. Satu sosok yang pertama ditangkap oleh mata Ahneul, sosok yang tepat berada di depannya. Ahneul masih mencoba memfokuskan hasil tangkapan matanya, berpikir sejenak apa yang dilihatnya ini hanya mimpi atau nyata.

"KYAAAAAAAAA......." pekik Ahneul.

Syuuuuuttttt......

Duugggggg.....

Braaakkkkkk....

Tanpa pikir panjang Ahneul berteriak sekencang-kencangnya dan dengan reflek menendang tubuh Myungsoo sampai terjatuh dari kasur. Yang jadi korban tendangan mendadak merintih kesakitan karena tubuhnya yang dengan kasar menyentuh lantai. Si pelaku penendang langsung berdiri dan tatapannya sekejap berubah karena merasa bersalah.

"HYAAAAA...SHIN AHNEUL, APA KAU SUDAH GILA!" cecar Myungsoo seraya memegangi pinggangnya layaknya orang yang sudah tua. hihihihi...

"Myungsoo-ya... neo gwaencanha? jeongmal mianhae...mianhae myung-ah, aku...aku..." Ahneul menunjukkan tatapan sangat menyesal karena kelakuannya sendiri.

"Kau apa? kau benar-benar sudah gila? Appo..." Myungsoo kembali memegangi pinnggangnya yang terasa sakit.

"Mianhae...jeongmal... aku... aku masih belum terbiasa ada namja tidur disampingku, jadi aku kaget tadi" Ahneul mendekat ke arah Myungsoo dan membantunya berdiri serta membantunya duduk di sudut ranjang.

Masih dengan tatapan kesal, Myungsoo sedikit memijat-mijat pinggangnya. Beberapa detik kemudia, Myungsoo langsung merubah mimik wajahnya, seakan ada niat lain yang dipikirkannya.

"Kau harus membayar semua ini nona Shin" Myungsoo menyeringai nakal ke arah Ahneul yang masih berada disampingnya.

"Ma-maksudmu? a-apa ya-yang mau kau lakukan?" Ahneul sedikit menggesaer posisi duduknya.

"Yang mau aku lakukan? ini yang mau aku lakukan..." Myungsoo meletakkan satu tangannya di pipi dan satu tangannya di tengkuk Ahneul.

Chuuupppp

Kecupan singkat di bibir Ahneul sukses membuat semburat warna merah merona terpancar di pipi gadis itu.

"Mulai sekarang kau harus terbiasa dengan semua ini nona Shin" mendengar ucapan Myungsoo membuat Ahneul terpaku ditempatnya duduk. "Aaahhhh... aku mau mandi dulu, biar wajahku tetap tampan" Myungsoo merenggangkan sendi-sendi tubuhnya dan beranjak ke kamar mandi meninggalkan Ahneul yang masih menjadi patung setelah kelakuannya.

.............

Ahneul seakan masih belum bisa menetralkan suhu tubuh serta detak jantungnya saat ini. Semuanya masih kacau, sekacau lalu lintas Jakarta (apa hubungannya thor, plisss =_=).

Ahneul dengan tingkah kikuknya, bersiap-siap menuju tempat kerjanya. Sementara Myungsoo dengan gaya santai dan sok cool, memainkan bola kecil di tangannya. Ya memang naluri kucingnya masih belum hilang, dia masih suka bermain-main dengan mainannya saat menjadi kucing.

"Myung-ah, aku berangkat kerja dulu" bisa dipastikan Ahneul tak mampu mengarahkan pandangannya ke Myungsoo, dia membuang muka dan langsung menuju ke pintu keluar.

"Oke...kajja!" Myungsoo berdiri dari sofa yang didudukinya dan hendak menyusul Ahneul yang baru membuka pintu.

"Mwoo? kau mau kemana?" sahut Ahneul heran.

"Ikut ke kantormu lah" jawab Myungsoo super santai.

"Ta-ta-tapi?"

"Memangnya kenapa? kau juga biasanya mengajakku ke kantormu kan? lagian kalau aku di rumah, siapa yang nanti memberiku makan?" lanjut Myungsoo.

"Kim Myungsoo-shi... kau sekarang berwujud manusia, apa nanti yang akan dipikirkan teman-teman kantor dan bosku? lagian kau kan bisa mengambil makanan sendiri di dalam kulkas" Ahneul menegaskan setiap kata-katanya.

"Shirreo... dan aku tidak peduli kata orang lain" balas Myungsoo sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Mendengar jawaban Myungsoo, Ahneul hanya mampu membalasnya dengan menghembuskan nafas kasar. Pikirnya dia akan menyerah saja dari pada harus berdebat di pagi hari. Lagian bukan hal yang buruk mengajak namja tampan ke kantorrnya, itu akan membuat teman-teman kantornya bisa cemburu, pikirnya lagi.

........

Tap...

Tap...

Tap...

Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka. Myungsoo justru berjalan santai di depan Ahneul sambil memasukkan tangannya di saku celana. Ahneul hanya menatap Myungsoo aneh karena tingkahnya yang akhir-akhir ini tidak tertebak.

"BYUULLL-AAAHHHHH...."

Buuggggggg..... Braakkkk.....

Serangan mendadak dari seorang yeoja dari arah depan membuat tubuh Myungsoo limbung kebelakang dan akhirnya terjatuh lagi dan lagi. Ya betapa sialnya Myungsoo hari ini, setelah pagi-pagi jatuh dari kasur karena tendangan Ahneul, sekarang dia terjatuh karena seorang yeoja menubruknya dari depan. Posisi Myungsoo dan yeoja itu terlihat sangat tidak nyaman di mata Ahneul, bagaimana tidak, sekarang yeoja itu menindih tubuh Myungsoo yang ada dibawahnya.

"Byul-ah... akhirnya sekarang kita sama" yeoja yang masih di posisi menindih Myungsoo menunjukkan cengiran sangat lebar.

"HYAAAAAA... CEPAT MINGGIR DARI TUBUHKU YEOJA BODOH!" pekik Myungsoo kesal.

"Shirreo... weeekkk!" yeoja itu menjulurkan lidahnya sambil menunjukkan aegyo lewat matanya.

"HYAAAA...SEBENARNYA SIAPA KAU INI? CEPAT MENYINGKIR BODOH!" lagi-lagi Myungsoo berteriak kesal karena tingkah 'agresif' yeoja itu.

Melihat adegan yang kurang enak dipandang mata, Ahneul hanya bengong tak tau mau berbuat apa. Ahneul mengedip-ngedipkan mata heran dan bingung. Bagaiman tidak bingung, yeoja itu memanggil Myungsoo dengan nama 'Byul' dimana hanya dirinya yang tau identitas Myungsoo sebelum jadi manusia seutuhnya.

"Byul-ah... ini aku, Nebi" gadis yang mengaku bernama Nebi itu menegaskan dalam menyebut namanya.

"MWOOOOO???" seru Myungsoo dan Ahneul bersamaan dengan ekspresi tak percaya, bahkan kini bola mata mereka masih melotot seakan mau keluar.

"Ka-kau ne-bi? ku-kucing dari keluarga Jung?" ucap Aheul masih tak percaya sambil mengarahkan jari telunjukknya pada gadis bernama Nebi.

"Ne-Ne-bi? benarkah ini kau?" Myungsoo semakin membulatkan matanya mencoba meyakinkan.

Si sasaran pertanyaan hanya menjawab dengan anggukan yakin.

"Ne-Nebi-ya.... alangkah lebih baiknya kalau kau menyingkir dari atas tubuhku" minta Myungsoo lebih halus dari sebelumnya.

"Emmmmm... (berpikir sejenak) Baiklah" Nebi langsung menyingkir dari atas tubuh Myungsoo.

Myungsoo ikut berdiri sambil membersihkan pakaiannya. Kemudian dia kembali fokus pada Nebi, begitu juga Ahneul, mereka melihat wujud(?) Nebi lebih dekat dan instens.

"Bagaimana kau bisa berubah menjadi manusia juga?" tanya Myungsoo penuh selidik.

"Kau serius kau adalah Nebi?" gantian Ahneul yang melontarkan tanya penasaran.

"Hyaaaa.... sepertinya aku tidak perlu cerita padamu, dasar majikan pengganggu, minggir!" Nebi menggeser posisi Ahneul yang berada disamping Myungsoo, "Byul-ah, aku dulu mencari-carimu, dan setelah mendengar pembicaraanmu dengan majikanmu ini, aku baru tau kau berubah menjadi manusia karena sel cinta, naah semenjak itu aku mencari-cari sel cinta dan memakannya agar bisa bersama denganmu lagi, bagaimana? aku tetap cantik kan setelah jadi manusia?" jelas Nebi panjang lebar sambil memutar tubuhnya menunjukkan penampilannya sekarang.

"Mwoo? kau memakan sel cinta? jadi seharusnya kan kau ada tugas?" cecar Myungsoo.

"Eeeemmmm (menganggukkan kepala).... tapi aku tidak mau tau... Byul-ah ayo kita jalan-jalan" Nebi melingkarkan tangannya di lengan Myungsoo.

"Hyaaaa.... Myungsoo itu mau ikut aku" cecar Ahneul tiba-tiba dengan ekspresi yang terlihat ada kecemburuan.

"Aiishhhh... majikan menyebalkan, jangan mengganggu kami!" Nebi sedikit mendorong tubuh Ahneul.

Namun tiba-tiba tubuh Nebi mematung, seperti ada sesuatu yang tiba-tiba mengendalikan tubuhnya. Nebi kebingungan dengan tubuhnya yang tidak bisa dia kendalikan sendiri. Tiba-tiba kakinya melangkah tanpa kendali menjauh dari Myungso dan Ahneul.

"Hyaa...Hyaaa... ada apa ini, hyaaaa... sel cinta sialan, jangan menggangguku, aku tidak mau melakukan tugas itu, HYAAAAA...!" pekik Nebi yang tetap berjalan tanpa kendali dirinya sendiri.

Melihat hal itu membuat Ahneul bernafas lega. Karena akhirnya Nebi tidak jadi pergi dengan Myungsoo. Cemburu? iya ini pertama kalinya Ahneul merasa cemburu karena Myungsoo. Bagaimana tidak cemburu, Nebi adalah satu-satunya kucing betina yang disukai Byul.

"Eheemmm.... sepertinya kau mulai terbuka dengan perasaanmu, kau cemburu kan?" selidik Myungsoo dengan tatapan kemenangan.

"A-a-anni... ayo cepat kita pergi, aku terlambat!" Ahneul langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Myungsoo dibelakangnya.

...........

Ahneul dan Myungsoo berada di halte menunggu bus. Terdapat beberapa anak sekolah yang turut berada di halte bersama mereka. Hampir seluruh pasang mata gadis-gadis itu tertuju pada Myungsoo yang terlihat cool di mata mereka.

"Waahhhh gantengnya... dia memiliki wajah seorang idol" gumam seorang siswi bertubuh mungil.

"Iyaaa.. sangat setuju, dia sangat sangat sangat tampaaann" siswi yang lebih tinggi menegaskan kata tampan di kalimatnya.

Mendengar gumaman siswi-siswi itu membuat Myungsoo semakin besar kepala. Dia mengangkat kepalanya dan memegang-megang dagunya berharap bisa semakin mengeluarkan karismanya. Sementara Ahneul hanya mencibir kelakuan siswi-siswi itu yang mengatakannya terlalu keras sampai Myungsoo bertingkah sok kegantengan, meskipun Ahneul sendiri mengakui ketampanan Myungsoo.

"Hyung..."

Seorang namja menepuk pundak Myungsoo dari belakang.

"Aiisshhhhh..... apa lagi ini?" Myungsoo membalik tubuhnya malas menanggapi orang yang menepuk bahunya.

Myungsoo membelalakkan matanya melihat anak laki-laki yang mengenakan seragam itu. Anak itu sangat mirip dengannya, bahkan layaknya saudara kembar beda usia. Ahneul yang juga ikut mengarahkan pandangannya ke anak laki-laki itu seakan tak percaya dengan yang dilihatnya, pikirnya apa Myungsoo punya saudara?

"Neo....nuguya?" tanya Myungsoo ragu.

"Hyung... ini aku, Munsoo, Kim Munsoo... akhirnya aku menemukanmu Hyung" anak laki-laki yang mengaku bernama Kim Munsoo itu berusaha memeluk Myungsoo namun Myungsoo menghindar terlebih dulu.

"Tunggu... Munsoo, memangnya kau siapa?"

"Hyung, apa ada luka dikepalamu? eodi?" Munsoo melihat-lihat kepala Myungsoo dan mencari kemungkinan adanya luka dengan tangannya, tapi Myungsoo kembali menampik tangan Munsoo yang hendak menyentuhnya.

"Singkirkan tanganmu dan jawab pertanyaanku!"

"Hyung, kau benar-benar melupakanku? aku adikmu, Kim Munsoo... kami sudah berbulan-bulan mencarimu, kau ini kemana saja?" cecar Munsoo yang semakin membuat Myungsoo kebingungan. Ahneul yang berdiri disamping Myungsok tak kalah kebingungannya.

Melihat situasi ini, Ahneul langsung berinisiatif untuk pergi dari tempat itu.

"Kim Munsoo-shi, selama ini aku yang merawat Myungsoo, dia mengalami kecelakaan dan kehilangan sedikit ingatannya, jadi untuk sekarang akan sangat mengkhawtirkan kalau dia dipaksa mengingatnya, jadi nanti kalau ada apa-apa kau bisa menghubungiku" Ahneul menyodorkan kartu namanya, "itu kartu namaku... kami pergi dulu, Anyyeong!" Ahneul langsung menarik tubuh Myungsoo agar menjauh dari tempat itu.

"Hyaaaa... Shin Ahneul, kenapa kau harus berbohong seperti itu? pada kenyataannya aku memang tidak mengenalnya" keluh Myungsoo.

"Hyaaa.... kita harus cari tau dulu tentang wujudmu ini, apa kau tidak sadar, darimana sel cinta memberimu semua identitas lengkap itu, aku tadi berpikir pasti ada sesuatu" jelas Ahneul.

"Lalu bagaimana kita mencari tau? sel cinta itu sudah tidak ada di tubuhku" Myungsoo pun terlihat tengah memikirkan sesuatu. "Tunggu... " pekik Myungsoo tiba-tiba.

"NEBII..." pekik Myungsoo dan Ahneul bersamaan.

TBC~~~

yuhuuuu ...akhirnya buat sequel juga, jangan lupa tinggalkan jejak yaaaa... ^^

0 komentar:

Posting Komentar